CAHAYASERELO.COM, Palembang – Pemerintah pusat menetapkan 18 proyek nasional yang tersebar di berbagai daerah sesuai dengan potensi masing-masing wilayah. Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mendapat bagian penting dari proyek strategis ini, yakni dua proyek besar di sektor energi dan ketahanan pangan, dengan nilai investasi yang fantastis dan dampak ekonomi yang luas.
Dua proyek hilirisasi tersebut adalah:
-
Industri Gasifikasi Batu Bara (Dimethyl Ether/DME), yang akan dibangun di Muara Enim, PALI, dan Banyuasin, bersama daerah lain seperti Bulungan, Kutai Timur, dan Kota Baru. Proyek ini menelan investasi hingga Rp164 triliun dan diperkirakan akan menciptakan 34.800 lapangan kerja.
-
Industri Chlor Alkali Plant (Garam), yang selain dibangun di Sumsel, juga terdapat di Aceh, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Riau, Banten, dan NTT, dengan total nilai investasi mencapai Rp16 triliun dan estimasi 33.000 tenaga kerja yang akan terserap.
Selain dua proyek di Sumsel, pemerintah juga menggelontorkan proyek hilirisasi lain di berbagai daerah dengan total nilai mencapai Rp618 triliun, mencakup sektor smelter aluminium, aspal, nikel, mangan, sawit, hingga perikanan dan energi terbarukan.
Pemkab Muara Enim Siap Kawal Proyek DME
Bupati Muara Enim H. Edison melalui Asisten II, Ir H Ahmad Yani Heriyanto MM, menyatakan dukungan penuh terhadap proyek hilirisasi gasifikasi batu bara menjadi DME di wilayahnya.
“Tidak hanya pemerintah daerah, masyarakat juga harus mendukung program hilirasi tersebut. Ini akan memberi nilai tambah lebih besar pada komoditas batu bara dan berdampak langsung pada ekonomi masyarakat,” jelas Ahmad Yani, Sabtu (2/8/2025).
Menurutnya, hilirisasi batu bara penting agar sumber daya alam tidak lagi hanya dijual dalam bentuk mentah, melainkan diolah menjadi produk setengah jadi atau jadi yang memiliki nilai lebih tinggi.
Ketua DPRD Muara Enim: Ini Momentum Naik Kelas
Ketua DPRD Muara Enim Deddy Arianto Sutopo, SPd juga menyambut baik masuknya kabupaten ini sebagai bagian dari proyek hilirisasi nasional. Ia menilai, proyek ini akan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan banyak peluang kerja, terutama bagi masyarakat lokal.
“Contohnya hilirisasi batubara menjadi briket atau DME, itu punya nilai tambah yang luar biasa. Ini harus kita dukung bersama,” ujarnya.
Banyuasin Sambut Baik, Tapi Masih Tunggu Detail
Sementara itu, Sekretaris Daerah Banyuasin Erwin Ibrahim menyebut pihaknya masih menunggu informasi teknis lebih lanjut soal rencana pembangunan proyek DME di daerahnya. Namun ia optimistis proyek ini akan berdampak positif.
“Kami menyambut baik rencana ini, karena akan membuka peluang kerja besar bagi masyarakat,” tegasnya.
Erwin juga menyinggung upaya Pemkab Banyuasin yang terus aktif mengikuti pembahasan regulasi dan peluang kerja sama terkait pengelolaan migas, termasuk Peraturan Menteri ESDM No. 14 Tahun 2025.
Total 18 Proyek, Nilai Rp618 Triliun
Kepala Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa 18 proyek tersebut telah melalui tahap pra-feasibility study (pra-FS) dan siap dilanjutkan ke tahap studi kelayakan penuh (FS) oleh pelaksana utama, Danantara.
Bahlil merinci, 18 proyek ini terdiri dari:
-
8 proyek hilirisasi minerba
-
3 proyek pertanian
-
3 proyek kelautan dan perikanan
-
2 proyek transisi energi
-
2 proyek ketahanan energi
“Semua proyek ini sudah siap dari sisi pra-FS. Ini belum termasuk ekosistem baterai mobil listrik,” ujar Bahlil.
Pemerintah menargetkan proyek-proyek ini dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam dan membuka peluang besar bagi industri lokal, tenaga kerja, dan UMKM. (*)